About - Gladiresik Music Lab

SEJARAH PERUSAHAAN

Gladiresik Music Lab (GML) didirikan pada tahun 2006 atas prakarsa Todung Pandjaitan, dengan bantuan Donny Suhendra. Selanjutnya dilengkapi sejumlah tokoh musik Indonesia, Andy Ayunir, Fajar Satritama, Amiroez, dan Arya Setyadi, sebagai Staff Ahli GML.
Gladiresik Music Lab adalah lab musik pertama di Indonesia. Tidak menyebutnya sebagai sekolah musik apalagi universitas. Karena kemungkinan total jam belajar musik di Indonesia masih belum mencapai persyaratan akademis, tapi fasilitas belajar yang disediakan GML jauh lebih lengkap dari sekedar kursus.
Lab sifatnya pelaksanaan. Dengan demikian GML menjadwalkan ragam ensemble dan workshop (student activities) secara rutin. Bahkan dalam rutinitas belajar, sejak awal murid sudah bersentuhan langsung dengan alat musiknya.

GLADIRESIK MUSIC LAB

TRUE BASIC BRINGS EXCELLENCE

TERJEMAHAN :
- Kemurnian pengetahuan dasar membawa total keberhasilan
TUJUAN :
- Mengutamakan pengetahuan dasar (lipatan awal).
- Pengetahuan dasar sebagai acuan dari tahap lanjutan (penggandaan).
- Kreativitas penggandaan untuk pengembangan sebagai kontribusi terhadap bidangnya.

INDUSTRI adalah kesepakatan akan keseragaman untuk menggalang kuantitas yang meringankan biaya produksi ke harga jual. Contohnya, tanpa kesepakatan tangga nada internasional (do-re-mi), kapasitas produksi alat musik cenderung terbatas. Dengan sendirinya biaya produksi melambung tinggi.
PEMBELAJARAN OTODIDAK, prosesnya tidak selaras dengan kesepakatan Industri, Contohnya, bila tidak ada keseragaman persepsi bunyi di antara musisi dan operator, pertunjukan tidak akan berlangsung maksimal.
PENDIDIKAN FORMAL, melatih keteraturan berpikir (intelektualitas) :
- Konsep sebagai efisiensi pola-pikir.
- Strategi sebagai efektivitas pola-pelaksanaan.
EFISIEN & EFEKTIF :
- Menyampaikan standar kesepakatan musik di segi industri.
- Mempertemukan siswa/i dengan kasus dan tokoh musik yang dibutuhkan sebagai Profesional.
- Mempersingkat waktu, dengan sendirinya biaya belajar musik.
MEMASYARAKATKAN MUSIK. Industri musik di Indonesia kekurangan pasar. Artinya, kekurangan massa. Memasyarakatkan musik dengan memohon apresiasi adalah hal yang memalukan. Solusi yang tepat adalah dengan memperbanyak massa di musik (produsen, penjual, dan pembeli), dengan merancang sistem pendidikan musik yang mudah diikuti.